Kamis, 27 Desember 2012

LP Ilmu Usaha Tani


logo.jpg 








LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU USAHA TANI

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN DALAM USAHATANI CABE
(Dusun Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan)


OLEH :
Nama : Deni Awansyah
NIM : C1G 009 076

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PERTANIAN
2012


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu usahatani adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus dipelajari oleh mahasiswa fakultas pertanian. Mata kuliah ini terjadwal memiliki praktikum yang harus dilaksanakan sehingga merupakan hak dosen untuk memberikan tugas praktikum dan kewajiban mahasiswa untuk melaksanakannya. Dosen membagi mahasiswa  menjadi beberapa kelompok dan memberikan materi yang sama kepada masing masing kelompok untuk melaksanakan praktikum ilmu usahatani ini, tetapi hanya objek praktikumnya saja yang berbeda. Dalam praktikum ini ada 4 objek praktikum, antara lain usahatani jagung, usahatani kedelai, usahatani padi dan usahatani kangkung.
Dalam praktikum ini, obyek praktikum kelompok kami adalah usahatani cabe sehingga kami mengamati secara langsung kondisi usahatani petani cabe di lapangan dengan melakukan interview dan akan membahas data-data yang kami dapat pada bab pembahasan selanjutnya.

B. Perumusan Masalah
 Kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa dalam praktikum ilmu usahatani adalah 1). Mengumpulkan Data Usahatani (Produksi, Biaya Produksi, dan yang berkaitan dengan Usahatani),  2). Menghitung Biaya Usahatani, 3). Menghitung Pendapatan Usahatani, 4). Menyusun Laporan.

C. Tujuan Praktikum
Praktikum ilmu usahatani ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati secara langsung kondisi usahatani di lapangan, mahasiswa terampil melakukan identifikasi aspek-aspek dalam pengelolaan usahatani, selanjutnya dapat mengklasifikasikan usahatani menurut bentuk, corak, pola dan tipe usahatani,
mahasiswa mampu menerangkan hubungan factor produksi dengan tipe usahatani yang diamatinya serta terampil dalam melakukan analisis biaya dan pendapatan usahatani, yang selanjutnya dapat mengoreksi pengelolaan usahatani yang dilakukan oleh petani dan memberikan saran yang sesuai dengan kondisi lapangan yang diamati.



















BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).
Soekartawi (2001) mengemukakan bahwa Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :
1) efisiensi teknis.
 2) efisiensi alokatif (efisiensi harga).
3) efisiensi ekonomi
Kondisi efisiensi harga yang sering dipakai sebagai patokan yaitu bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input tersebut (Soekartawi, 2001).
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi,2001).


Faktor-faktor Produksi Usaha Tani Cabe
Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).          
Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.
Soekartawi (2005) Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik dari segi jenis, jumlah dan mutu atau spesifikasinya. Setelah itu maka disusun rencana dan sistem pengadaannya dua hal mendasar yang perlu menjadi titik perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli.
Pengorganisasian mengenai sumberdaya berupa input-input dan sarana produksi yang akan digunakan akan sangat berguna bagi pencapaian efisiensi usaha dan waktu. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian menekankan pada penempatan fasilitas dan input-input secara tepat dalam suatu rangkaian proses, baik dari segi jumlah maupun mutu dan kapasitas. Dilain pihak, pencapaian efisiensi dalam pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2005).
                                                        


















BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1.      Daerah Tempat Praktikum
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan, termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Lombok Utara. Tepatnya kilometer 40dari Kota Tanjung Ibu Kota Kabupaten Lombok Utara. Dan kilometer 78 dari kota Mataram Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun Batas-batas Wilayah Dusun Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan adalah sbb:
§  Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Batu Kliang Kabupaten lombok tengah.
§  Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
§  Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.
§  Sebelah Barat berbatasan denga kecamatan Kayangan kabupaten lombok Utara.

3.2.      Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey yaitu mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya (Sukarman, 1990).

3.3.      Analisis Data
Data yang diperoleh di analisis dengan cara sebagai berikut:
1.      Untuk menghitung biaya usahatani
2.      Untuk menghitung pendapatan usahatani


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasan Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan adalah salah satu dasan (dusun) yang sebagian warganya adalah petani Cabe. Kami mewawancarai  petani dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah kami sediakan, adapun  jumlah petani yang kami wawancarai berjumlah 3 orang responden, masing-masing responden memiliki luas lahan yang berbeda-beda, jumlah keseluruhan luas lahan dari masing-masing petani tersebut adalah seluas 52 are. Dari hasil wawancara itu kami mendapatkan informasi dan data-data yang kami butuhkan.  Selanjutnya kami isi pada lembar  daftar pertanyaan praktikum usaha tani. Dari hasil wawancara itu kami mengetahui bahwa petani- petani itu, selain menggunakan tenaganya sendiri mereka juga sebagian besar banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga di dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Tetapi sangat jarang bahkan tidak ada yang menggunakan tenaga kerja anak- anak.
Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh para petani di Dasan Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap.

A.    Menghitung Biaya Usahatani :
Biaya pada suatu usahatani dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 
1.      Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, misalnya pajak, biaya penyusutan alat, iuran air, sewa lahan, dll. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat dilihat pada tabel berikut:



1.1. Tabel Biaya Penyusutan Alat
NO
Jenis Alat Petani
Jumlah (unit)
Harga Beli persatuan (Rp/unit)
Nilai Sisa (Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
1
Cangkul
1
50.000
20.000
5
2
Sprayer
1
250.000
50.000
5
3
Sabit
1
15.000
5.000
5

a.      Biaya penyusutan alat = Nilai Beli – Nilai sisa
                  Umur Ekonomis

Biaya Penyusutan masing-masing petani per tahun :
·         Aq. Candiadi       
1.      Cangkul     = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2.      Sprayer      = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3.      Sabit          = 30.000 - 10.000 / 5 tahun
= 4.000
Total  biaya penyusutan          = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 4.000
= Rp. 50.000

·         Aq. Sayanom
1.      Cangkul     = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2.      Sprayer      = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3.      Sabit          = 75.000 - 25.000 / 5 tahun
= 10.000
Total  biaya penyusutan          = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 10.000
= Rp. 56.000

·         Aq. Nurmin
1.      Cangkul     = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2.      Sprayer      = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3.      Sabit          = 45.000 - 15.000 / 5 tahun
= 6.000
Total  biaya penyusutan          = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 6.000
= Rp. 52.000

b.      Pajak tanah per tahun = Rp. 500/are
·         Aq. Candiadi        = 12 are x Pajak tanah per tahun
= 12 x 500
= Rp. 6.000
·         Aq. Sayanom        = 20 are x Pajak tanah per tahun
= 20 x 500
= Rp. 10.000
·         Aq. Nurmin           = 20 are x Pajak tanah per tahun
= 20 x 500
= Rp. 10.000
c.       Iuran air per tahun = Rp. 2.500/are
·         Aq. Candiadi        = 12 are x Iuran air per tahun
= 12 x Rp. 2.500
= Rp. 30.000
·         Aq. Sayanom        = 20 are x Iuran air per tahun
= 20 x Rp. 2.500
= Rp. 50.000
·         Aq. Nurmin           = 20 are x Iuran air per tahun
= 20 x Rp. 2.500
= Rp. 50.000

Total Biaya Tetap masing-masing petani :
Total Biaya Tetap : Total  biaya penyusutan + Pajak tanah per tahun  + Iuran air per tahun
·         Aq. Candiadi  = Rp. 50.000 + Rp. 6.000 + Rp. 30.000
= Rp. 86.000
·         Aq. Sayanom  = Rp. 56.000 + Rp. 10.000 + Rp. 50.000
= Rp. 116.000
·         Aq. Nurmin     = Rp. 52.000 + Rp. 10.000 + Rp. 50.000
= Rp. 112.000

2.      Biaya variabel
Biaya tidak tetap adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi. Biaya saprodi, biaya tenaga kerja, dll. Adapun biaya Variabel yang dikeluarkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat dilihat pada tabel berikut:

2.1. Tabel Biaya Sarana Produksi
Aq. Candiadi
No
Jenis aprodi
Penggunaan Fisik
Besar Biaya
Per-lahan garapan (kg/L)
Per-Ha (kg/L)
Per-lahan garapan (Rp)
Per-Ha (Rp)
1
Benih
0,3 kg
2,5 kg
15.000
125.000
2
Pupuk
Urea
SP-36

30 kg
20 kg

250 kg
166,67 kg

75.000
70.000

625.000
583,33
3
Obat-obatan
Pestisida

0,25 L

2,08 L

30.000

250.000
Jumlah
190.000
1. 000.583,33

Aq. Sayanom
No
Jenis aprodi
Penggunaan Fisik
Besar Biaya
Per-lahan garapan (kg)
Per-Ha (kg)
Per-lahan garapan (Rp)
Per-Ha (Rp)
1
Benih
0,5
2,5
25.000
125.000
2
Pupuk
Urea
SP-36

50
50

250
250

125.000
175.000

625.000
875.000
3
Obat-obatan
Gandasil

0,25

1,25

30.000

150.000
Jumlah
355.000
1.775.000

Aq. Nurmin
No
Jenis aprodi
Penggunaan Fisik
Besar Biaya
Per-lahan garapan (kg)
Per-Ha (kg)
Per-lahan garapan (Rp)
Per-Ha (Rp)
1
Benih
0,5
2,5
25.000
125.000
2
Pupuk
Urea
TSP

50
50

250
250

125.000
175.000

625.000
875.000
3
Obat-obatan
Curacron

0,25

1,25

30.000

150.000
Jumlah
355.000
1.575.000



3.1. Tabel Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK)
1.      Aq. Candiadi
NO
Jenis kegiatan
TKDK
Upah
(Rp/orang/hari)
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
t
h
j
1
Persiapan
a.       Persemaian
b.      Cabut Benih
c.       Lain-lain

1
1

1
1

4
8

10.000
20.000

10.000
20.000
2
Pengolahan Tanah
a.       Mencangkul

3

1

8

30.000

90.000
3
Penanaman
3
1
8
20.000
60.000
4
Pemeliharaan
a.       Penyulaman
b.      Penyiangan (1,2,3)

1
4

1
1

8
8

20.000
20.000

20.000
80.000
5
Pemupukan
2
1
8
20.000
40.000
6
Pengairan
-
-
-
-
-
7
Panen
8
1
8
20.000
160.000
Jumlah
23
8
60
160.000
480.000




2.      Aq. sayanom
NO
Jenis kegiatan
TKDK
Upah
(Rp/orang/hari)
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
t
h
j
1
Persiapan
a.       Persemaian
b.      Cabut Benih
c.       Lain-lain

1
3

1
1

4
8

10.000
20.000

10.000
60.000
2
Pengolahan Tanah
a.       Mencangkul

6

1

8

30.000

180.000
3
Penanaman
3
1
8
20.000
60.000
4
Pemeliharaan
a.       Penyulaman
b.      Penyiangan (1,2,3)

3
2


1
1


8
8


20.000
20.000


60.000
40.000
5
Pemupukan
3
1
8
20.000
60.000
6
Pengairan
-
-
-
-
-
7
Panen
10
1
8
20.000
200.000
Jumlah
31
8
60
160.000
670.000

3.      Aq. Nurmin
No
Jenis kegiatan
TKDK
Upah
(Rp/orang/hari)
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
t
h
j
1
Persiapan
d.      Persemaian
e.       Cabut Benih
f.       Lain-lain

1
4

1
1

4
8

10.000
20.000

10.000
80.000
2
Pengolahan Tanah
b.      Mencangkul

5

1

8

30.000

150.000
3
Penanaman
3
1
8
20.000
60.000
4
Pemeliharaan
c.       Penyulaman
d.      Penyiangan (1,2,3)

2
4


1
1


8
8


20.000
20.000


40.000
80.000
5
Pemupukan
4
1
8
20.000
80.000
6
Pengairan
-
-
-
-
-
7
Panen
8
1
8
20.000
160.000
Jumlah
31
8
60
160.000
660.000

Penyerapan Tenaga Kerja (HKO)       =  (t x h x j) , dimana 8 = standar jam kerja per-hari.
8
Penyerapan Tenaga Kerja untuk masing-masing petani tersebut adalah sbb:
·         Aq. Candiadi
Penyerapan Tenaga Kerja             =  (t x h x j)
8 
= (23 + 8 + 60)
        8
= 11.38  dibulatkan menjadi 11 Orang.

·         Aq. Sayanom
Penyerapan Tenaga Kerja             =  (t x h x j)
8
                                                            = (31 + 8 + 60)
                                                                        8
                                                            =12.38 dibulatkan menjadi 12 Orang.

·         Aq. Nurmin          
Penyerapan Tenaga Kerja             =  (t x h x j)
8
                                                            = (31 + 8 + 60)
                                                                        8
                                                            = 12.38 dibulatkan menjadi 12 Orang.

Biaya Tenaga Kerja per kegiatan        = t x h x (upah/orang/hari) per Petani:
·         Aq. Candiadi
1.      Persiapan
a.       Persemaian benih        = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b.      Cabut Benih                = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 20.000
= 20.000
2.      Pengolahan Tanah
a.       Mencangkul                = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 30.000
= 90.000
3.      Penanaman                        = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
4.      Pemeliharaan
a.       Penyulaman                 = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 20.000
= 20.000
b.      Penyiangan (1,2,3)      = t x h x (upah/orang/hari)
= 4 x 1 x 20.000
= 80.000
5.      Pemupukan                       = t x h x (upah/orang/hari)
= 2 x 1 x 20.000
= 40.000
6.      Panen                                = t x h x (upah/orang/hari)
= 8 x 1 x 20.000
= 160.000

·         Aq. sayanom
1.      Persiapan
a. Persemaian benih           = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b. Cabut Benih                  = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
2.      Pengolahan Tanah
a.       Mencangkul                = t x h x (upah/orang/hari)
= 6 x 1 x 30.000
= 180.000
3.      Penanaman                        = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
4.      Pemeliharaan
a.       Penyulaman                 = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
b.      Penyiangan (1,2,3)      = t x h x (upah/orang/hari)
= 2 x 1 x 20.000
= 40.000
5.      Pemupukan                       = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
6.      Panen                                = t x h x (upah/orang/hari)
= 10 x 1 x 20.000
= 200.000

·         Aq. Nurmin
1.      Persiapan
a.       Persemaian benih        = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b.      Cabut Benih                = t x h x (upah/orang/hari)
= 4 x 1 x 20.000
= 80.000
2.      Pengolahan Tanah
a.       Mencangkul                = t x h x (upah/orang/hari)
= 5 x 1 x 30.000
= 150.000

3.      Penanaman                        = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
4.      Pemeliharaan
a.       Penyulaman                 = t x h x (upah/orang/hari)
= 2 x 1 x 20.000
= 40.000
b.      Penyiangan (1,2,3)      = t x h x (upah/orang/hari)
= 4 x 1 x 20.000
= 80.000

5.      Pemupukan                       = t x h x (upah/orang/hari)
= 4 x 1 x 20.000
= 80.000

6.      Panen                                = t x h x (upah/orang/hari)
= 8 x 1 x 20.000
= 160.000

Total Biaya Variabel :
·         Biaya Sarana Produksi :
·         Aq. Candiadi        = Rp. 190.000
·         Aq. sayanom         = Rp. 355.000
·         Aq. Nurmin           = Rp. 355.000
·         Biaya tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) :
·         Aq. Candiadi        = Rp. 480.000
·         Aq. sayanom         = Rp. 670.000
·         Aq. Nurmin           = Rp. 660.000

Jadi, Total Biaya variable masing-masing petani adalah sbb:
·         Aq. Candiadi        =  Rp. 190.000 + Rp. 480.000 = Rp. 670.000
·         Aq. sayanom         = Rp. 355.000  + Rp. 670.000 = Rp. 1.025.000
·         Aq. Nurmin           = Rp. 355.000 +  Rp. 660.000 = Rp. 1.015.000

Sehingga didapat Total Biaya Produksi, yaitu :
Biaya Total / Total Cost (TC) = Biaya Tetap + Biaya Variabel
·         Aq. Candiadi        = Rp. 86.000 + Rp. 670.000
= Rp. 738.000
·         Aq. Sayanom        = Rp. 116.000 + Rp. 1.025.000
= Rp. 1.141.000
·         Aq. Nurmin           = Rp. 112.000 + Rp. 1.015.000
= Rp. 1.127.000

B.     Menghitung Nilai Produksi Usahatani :
Untuk mengetahui nilai produksi suatu usahatani, maka kita harus mengetahui luas lahan serta brapa produksi yang dihasilkan, Setelah itu baru kita kalikan jumlah produksi dengan harga persatuan hasil produksi. Adapun Nilai produksi yang dihasilkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat dilihat pada tabel berikut:

4.1. Tabel Nilai Produksi
No
LLG (Ha)
Nilai Produksi

rata-rata produksi (Kg)
jumlah panen dalam 1 musim (kali)
harga (Rp/Kg)
Nilai Produksi


1
0,12
15
7
15.000
1.575.000

2
0,20
27
7
15.000
2.835.000

3
0,20
25
7
15.000
2.625.000

Jumlah
0,52
67
21
45.000
63.315.000

Rata-rata
0,17
22,33
7
15.000
2.345.000

Per Ha
1
128,85
7
15.000
13.528.846,15


Jadi nilai produksi masing-masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong  adalah:
·         Aq. Candiadi  = Rp. 1.575.000
·         Aq. Sayanom  = Rp. 2.835.000
·         Aq. Nurmin     = Rp. 2.625.000

C.    Menghitung Pendapatan Usahatani :
π = TR – TC
 
Pendapatan pada suatu usahatani merupakan total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam mengusahakan suatu usahatani.
Rumus :          
Dimana :
π         = Pendapatan
TR       = Total Penerimaan
TC       = Total Biaya
Sehingga, didapat pendapatan masing-masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong dalam satu kali musim tanam  adalah sebagai berikut:
1.      Aq. Candiadi  = Rp. 1.575.000 - Rp. 738.000
= Rp. 837.000
2.      Aq. Sayanom  = Rp. 2.835.000 - Rp. 1.141.000
= Rp. 1.694.000
3.      Aq. Nurmin     = Rp. 2.625.000 - Rp. 1.127.000
= Rp. 1.498.000

D.   
B/C ratio = π / TC
 
Menghitung B/C Ratio
Rumus =
Sehingga sehingga B/C ratio dari masing – masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong adalah sebagai berikut:
1.      Aq. Candiadi  = Rp. 837.000 / Rp. 738.000
= Rp. 1,13
2.      Aq. Sayanom  = Rp. 1.694.000 / Rp. 1.141.000
= Rp. 1,48
3.      Aq. Nurmin     = Rp. 1.498.000 / Rp. 1.127.000
= Rp. 1,32
Jadi usahatani cabai yang dilakukan oleh ke-tiga petani di Dusun batu menjangkong, Desa anyar, Kecamatan Bayan adalah layak untuk diusahakan karena B/C ratio > 0.

E.    
R/C ratio = TR / TC
 
Menghitung R/C
Rumus =
Sehingga R/C dari masing – masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong adalah sebagai berikut:

1.      Aq. Candiadi  = Rp. 1.575.000 / Rp. 738.000
= Rp. 2,13
2.      Aq. Sayanom  = Rp. 2.835.000 / Rp. 1.141.000
= Rp. 2,48
3.      Aq. Nurmin     = Rp. 2.625.000 / Rp. 1.127.000
= Rp. 2.32

Jadi usahatani cabai yang dilakukan oleh ke-tiga petani di Dusun batu menjangkong, Desa anyar, Kecamatan Bayan adalah layak untuk diusahakan karena R/C > 1.
















KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Di Dasan Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan kami mewawancarai petani dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan, adapun jumlah petani yang kami wawancarai sebagai sampel jumlah 3 orang responden, yang mana namanya adalah 1). Aq. Candiadi; 2). Aq. Sayanom; 3). Aq. Nurmin, yang memiliki lahan yang berbeda-beda dengan jumlah keseluruhannya seluas 52 are (0,52 Ha).
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani tersebut adalah:
1.      Biaya tetap diantaranya:
a.       Biaya penyusutan alat
b.      Pajak tanah
c.       Iuran air
2.      Biaya variable
a.       Biaya sarana produksi
b.      Biaya penggunaan tenaga kerja

Total biaya produksi yang dikeluarkan masing-masing petani adalah untuk:
·         Aq. Candiadi sejumlah Rp. 738.000
·         Aq. Sayanom sejumlah Rp. 1.141.000
·         Aq. Nurmin sejumlah Rp. 1.127.000
Sedangkan nilai produksi masing-masing ketiga usahatani tersebut adalah:
·         Aq. Candiadi sebesar Rp. 1.575.000
·         Aq. Sayanom sebesar Rp. 2.835.000
·         Aq. Nurmin sebesar Rp. 2.625.000
Untuk pendapatan masing-masing ketiga usahatani tersebut adalah sebesar:
1.      Aq. Candiadi        = Rp. 837.000
2.      Aq. Sayanom        = Rp. 1.694.000
3.      Aq. Nurmin           = Rp. 1.498.000

Jadi jika kita melihat dari B/C ratio dan R/c ratio, maka usahatani cabai yang dilakukan oleh ketiga petani tersebut layak untuk di usahakan karena B/C ratio > 0 dan R/c ratio > 1