Rabu, 26 Desember 2012

analisis kelayakan usaha buah naga


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Dewasa  ini perkembangan segala jenis bisnis sangat berkembang pesat, oleh sebab itu masyarakat harus pintar memilih usaha dan mengidentifikasi peluang usaha yang  memungkinkan untuk mendapatkan benefit yang bisa mencukupi kehidupan.
Usaha buah naga merupakan suatu pilihan yang bisa dikatakan tepat untuk memperoleh benefit yang dipaparkan diatas. Oleh sebab itu pada tulisan ini akan di bahas studi kelayakan bisnis buah naga.
Kita pasti sering mendengar yang namanya studi kelayakan bisnis, tapi banyak juga di antara kita yang tidak mengerti apa pengertian studi kelayakan bisnis tersebut. Pada tulisan ini akan di bahas apa saja yang dimaksud dengan studi  kelayakan bisnis.
1.2              Tujuan
adapun tujuan dibuatnya tulisan ini yaitu :
1.      untuk mengetahui kelayakan bisnis buah naga.
2.      Sebagai tugas akhir mata kuliah evaluasi proyek
3.      Sebagai bahan pertimbangan mahasiswa untuk menyelsaikan mata kuliah evaluasi proyek


BAB II
METODE ANALISIS
2.1  Metode Analisis
metode yang dilakukan dalam analisis ini yaitu metode analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1       Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu  aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangan
Semua aspek di atas digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan bisnis dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu bisnis atau usaha dapat dikerjakan, ditunda bahkan tidak dijalankan sama sekali.
Aspek-aspek tersebut adalah :
1. Aspek hukum menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
  • Izin lokasi
  • Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
  • NPWP (nomor pokok wajib pajak)
  • Surat tanda daftar perusahaan
  • Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
  • Surat tanda rekanan dari pemda setempat
  • SIUP setempat
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya => menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dll.
Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
Dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dll..
3.   Aspek pasar dan pemasaran Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
Pemasaran ini menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
4.   Aspek teknis dan teknologi Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, layout, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
5.   Aspek manajemen  Menyangkut Manajemen pembangunan dan operasional
6.   Aspek keuangan  Ini menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
3.2       Penyebaran Buah Naga
Tanaman kaktus ini berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Utara dan saat ini sudah menyebar diseluruh penjuru dunia. Di daerah asalnya buah naga ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan buah ini untuk dihidangkan sebagai buah konsumsi segar dimeja hidangan.
Tetapi dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-besaran di beberapa Negara Asia terutama Negara Vietnam dan Thailand. Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga dan berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip dengan bunga Wijaya kusuma berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan mekar sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night blooming cereus.
Nama buah naga atau dragon fruit mungkin disebabkan buah ini memiliki warna merah menyala dan memiliki kulit dengan sirip hijau yang mirip dengan sosok naga dalam imajinasi dinegara China. Dulu masyarakat China kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya diantara dua ekor patung naga diatas meja altar dan dipercaya akan mendatangkan berkah.
Seperti didaerah asalnya Mexico dan Amerika, meskipun awalnya tanaman ini ditujukan untuk tanamanan hias dalam perkembangannya masyarakat Vietnam mulai mengembangkan sebagai tanaman buah, karena memang bukan hanya dapat dimakan, rasa buah ini juga enak dan memiliki kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat. Maka tanaman ini mulai dibudidayakan dikebun-kebun sebagai tanaman yang diambil buahnya.
Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.
Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan NTB sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.
3.3       Analisis Kelayakan Usaha Buah Naga
Seorang petani di Kecamatan narmada Kabupaten Lombok Barat akan membuka usaha tanaman buah naga seluas 5 hektar lahan. Dana yang akan diinvestasikan seluruhnya adalah berasal dari pengusaha tanaman buah naga. Rincian kebutuahn dana adalah sebagai berikut:

A.    Biaya Investasi
1.   Pembelian mobil Pick Up 9.000.000
2.   Alat parang 10 buah 50.000
3.   Alat cangkul 10 buah 100.000
4.   Alat pengikat kawat 30.000
5.   Biaya pembersihan lahan siap pakai 600.000
6.   Biaya pembuatan gubuk 500.000
7.   Biaya pembuatan tiang 500.000
B.     Biaya operasional
1.   Pengolahan lahan per hektar 60.000
2.   Biaya pembuatan irigasi per hektar 100.000
3.   Biaya penggalian lahan per hektar 50.000
4.   Biaya pemupukan lahan per hektar 200.000
5.   Biaya pembibitan per hektar 150.000
6.   Biaya panen per ton 50.000
7.   Biaya pengangkutan per ton 10.000
8.   Gaji 2 karyawan tetap per orang per bulan 150.000
9.   Gaji pemilik usaha per bulan 300.000
10. Sewa lahan per hektar per tahun 50.000
11. Biaya lain-lain per bulan 50.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar