LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
USAHA TANI
ANALISIS
BIAYA DAN PENDAPATAN DALAM USAHATANI CABE
(Dusun
Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan)
OLEH :
Nama : Deni Awansyah
NIM : C1G 009 076
UNIVERSITAS
MATARAM
FAKULTAS
PERTANIAN
2012
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu usahatani adalah
salah satu mata kuliah wajib yang harus dipelajari oleh mahasiswa fakultas
pertanian. Mata kuliah ini terjadwal memiliki praktikum yang harus dilaksanakan
sehingga merupakan hak dosen untuk memberikan tugas praktikum dan kewajiban
mahasiswa untuk melaksanakannya. Dosen membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan
materi yang sama kepada masing masing kelompok untuk melaksanakan praktikum
ilmu usahatani ini, tetapi hanya objek praktikumnya saja yang berbeda. Dalam
praktikum ini ada 4 objek praktikum, antara lain usahatani jagung, usahatani
kedelai, usahatani padi dan usahatani kangkung.
Dalam praktikum ini,
obyek praktikum kelompok kami adalah usahatani cabe sehingga kami mengamati
secara langsung kondisi usahatani petani cabe di lapangan dengan melakukan
interview dan akan membahas data-data yang kami dapat pada bab pembahasan
selanjutnya.
B.
Perumusan Masalah
Kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa dalam
praktikum ilmu usahatani adalah 1). Mengumpulkan Data Usahatani (Produksi,
Biaya Produksi, dan yang berkaitan dengan Usahatani), 2). Menghitung Biaya Usahatani, 3).
Menghitung Pendapatan Usahatani, 4). Menyusun Laporan.
C.
Tujuan Praktikum
Praktikum ilmu
usahatani ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati secara langsung kondisi
usahatani di lapangan, mahasiswa terampil melakukan identifikasi aspek-aspek
dalam pengelolaan usahatani, selanjutnya dapat mengklasifikasikan usahatani
menurut bentuk, corak, pola dan tipe usahatani,
mahasiswa mampu menerangkan hubungan
factor produksi dengan tipe usahatani yang diamatinya serta terampil dalam
melakukan analisis biaya dan pendapatan usahatani, yang selanjutnya dapat
mengoreksi pengelolaan usahatani yang dilakukan oleh petani dan memberikan
saran yang sesuai dengan kondisi lapangan yang diamati.
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien
untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan
efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka
miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut
menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi,
2006).
Soekartawi
(2001) mengemukakan bahwa Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada
prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien
mungkin. Dalam terminologi ilmu ekonomi, maka pengertian efisien ini dapat
digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :
1) efisiensi teknis.
2) efisiensi alokatif (efisiensi harga).
3) efisiensi ekonomi
Kondisi efisiensi harga yang sering dipakai sebagai patokan yaitu
bagaimana mengatur penggunaan faktor produksi sedemikian rupa, sehingga nilai
produk marginal suatu input sama dengan harga faktor produksi atau input
tersebut (Soekartawi, 2001).
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi,2001).
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga (Soekartawi,2001).
Faktor-faktor Produksi Usaha Tani Cabe
Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga
memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani
menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor
produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan
pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).
Soekartawi (2001), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal
untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen
adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input)
dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor
relationship.
Soekartawi (2005) Perencanaan input-input dan sarana produksi mencakup
kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana produksi yang dibutuhkan, baik
dari segi jenis, jumlah dan mutu atau spesifikasinya. Setelah itu maka disusun
rencana dan sistem pengadaannya dua hal mendasar yang perlu menjadi titik
perhatian dalam memilih sistem pengadaan adalah membuat sendiri atau membeli.
Pengorganisasian mengenai sumberdaya berupa input-input dan sarana
produksi yang akan digunakan akan sangat berguna bagi pencapaian efisiensi
usaha dan waktu. Pengorganisasian tersebut terutama menyangkut bagaimana
mengalokasikan berbagai input dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses
produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Pencapaian efektivitas dalam pengorganisasian menekankan pada penempatan
fasilitas dan input-input secara tepat dalam suatu rangkaian proses, baik dari
segi jumlah maupun mutu dan kapasitas. Dilain pihak, pencapaian efisiensi dalam
pengorganisasian input-input dan fasilitas produksi lebih mengarah kepada
optimasi penggunaan berbagai sumberdaya tersebut sehingga dapat dihasilkan
output maksimum dengan biaya minimum. Dalam usahatani pengorganisasian
input-input dan fasilitas produksi menjadi penentu dalam pencapaian optimalitas
alokasi sumber-sumber produksi (Soekartawi, 2005).
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Daerah
Tempat Praktikum
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Dusun
Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan, termasuk dalam wilayah
administratif Kabupaten Lombok Utara. Tepatnya kilometer 40dari Kota Tanjung
Ibu Kota Kabupaten Lombok Utara. Dan kilometer 78 dari kota Mataram Ibu Kota
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun Batas-batas Wilayah Dusun Batu
Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan adalah sbb:
§ Sebelah
selatan berbatasan dengan kecamatan Batu Kliang Kabupaten lombok tengah.
§ Sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
§ Sebelah
Timur berbatasan dengan kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur.
§ Sebelah
Barat berbatasan denga kecamatan Kayangan kabupaten lombok Utara.
3.2. Cara
Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data
dilakukan dengan teknik survey yaitu mengumpulkan data dari sejumlah unit atau
individu dalam waktu yang bersamaan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya (Sukarman, 1990).
3.3. Analisis
Data
Data yang diperoleh di analisis dengan
cara sebagai berikut:
1. Untuk
menghitung biaya usahatani
2. Untuk
menghitung pendapatan usahatani
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dasan Batu Menjangkong,
Desa Anyar, Kecamatan Bayan adalah salah satu dasan (dusun) yang sebagian warganya
adalah petani Cabe. Kami mewawancarai petani dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah kami sediakan, adapun jumlah
petani yang kami wawancarai berjumlah 3 orang responden, masing-masing
responden memiliki luas lahan yang berbeda-beda, jumlah keseluruhan luas lahan
dari masing-masing petani tersebut adalah seluas 52 are. Dari hasil wawancara
itu kami mendapatkan informasi dan data-data yang kami butuhkan. Selanjutnya kami isi pada lembar daftar pertanyaan praktikum usaha tani. Dari
hasil wawancara itu kami mengetahui bahwa petani- petani itu, selain
menggunakan tenaganya sendiri mereka juga sebagian besar banyak menggunakan
tenaga kerja luar keluarga di dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Tetapi
sangat jarang bahkan tidak ada yang menggunakan tenaga kerja anak- anak.
Adapun biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh para petani di Dasan Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan
Bayan berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap.
A.
Menghitung
Biaya Usahatani :
Biaya pada suatu usahatani dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu :
1. Biaya tetap
Biaya
tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi,
misalnya pajak, biaya penyusutan alat, iuran air, sewa lahan, dll. Adapun biaya
tetap yang dikeluarkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat dilihat pada
tabel berikut:
1.1.
Tabel Biaya Penyusutan Alat
NO
|
Jenis Alat Petani
|
Jumlah (unit)
|
Harga Beli persatuan (Rp/unit)
|
Nilai Sisa (Rp)
|
Umur Ekonomis (Tahun)
|
1
|
Cangkul
|
1
|
50.000
|
20.000
|
5
|
2
|
Sprayer
|
1
|
250.000
|
50.000
|
5
|
3
|
Sabit
|
1
|
15.000
|
5.000
|
5
|
a.
Biaya
penyusutan alat = Nilai Beli – Nilai sisa
Umur Ekonomis
Biaya Penyusutan masing-masing petani
per tahun :
·
Aq. Candiadi
1. Cangkul = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2. Sprayer = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3. Sabit = 30.000 - 10.000 / 5 tahun
= 4.000
Total biaya penyusutan = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 4.000
=
Rp. 50.000
·
Aq. Sayanom
1. Cangkul = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2. Sprayer = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3. Sabit = 75.000 - 25.000 / 5 tahun
= 10.000
Total biaya penyusutan = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 10.000
=
Rp. 56.000
·
Aq. Nurmin
1. Cangkul = 50.000 - 20.000 / 5 tahun
= 6.000
2. Sprayer = 250.000 - 50.000 / 5 tahun
= 40.000
3. Sabit = 45.000 - 15.000 / 5 tahun
= 6.000
Total biaya penyusutan = Rp. 6.000 + Rp. 40.000 + Rp. 6.000
=
Rp. 52.000
b.
Pajak
tanah per tahun = Rp. 500/are
·
Aq. Candiadi = 12 are x Pajak tanah per tahun
= 12 x 500
= Rp. 6.000
·
Aq. Sayanom = 20 are x Pajak tanah per tahun
= 20 x 500
= Rp. 10.000
·
Aq. Nurmin = 20 are x Pajak tanah per tahun
= 20 x 500
= Rp. 10.000
c.
Iuran
air per tahun = Rp. 2.500/are
·
Aq. Candiadi = 12 are x Iuran air per tahun
= 12 x Rp. 2.500
= Rp. 30.000
·
Aq. Sayanom = 20 are x Iuran air per tahun
= 20 x Rp. 2.500
= Rp. 50.000
·
Aq. Nurmin = 20 are x Iuran air per tahun
= 20 x Rp. 2.500
= Rp. 50.000
Total Biaya
Tetap masing-masing petani :
Total
Biaya Tetap : Total biaya penyusutan +
Pajak tanah per tahun + Iuran air per
tahun
·
Aq. Candiadi = Rp. 50.000 + Rp. 6.000 + Rp. 30.000
=
Rp. 86.000
·
Aq. Sayanom = Rp. 56.000 + Rp. 10.000 + Rp. 50.000
=
Rp. 116.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 52.000 + Rp. 10.000 + Rp. 50.000
=
Rp. 112.000
2. Biaya variabel
Biaya
tidak tetap adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi oleh besar kecilnya
produksi. Biaya saprodi, biaya tenaga kerja, dll. Adapun
biaya Variabel yang dikeluarkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat
dilihat pada tabel berikut:
2.1.
Tabel Biaya Sarana Produksi
Aq. Candiadi
No
|
Jenis
aprodi
|
Penggunaan
Fisik
|
Besar
Biaya
|
||
Per-lahan
garapan (kg/L)
|
Per-Ha
(kg/L)
|
Per-lahan
garapan (Rp)
|
Per-Ha
(Rp)
|
||
1
|
Benih
|
0,3
kg
|
2,5
kg
|
15.000
|
125.000
|
2
|
Pupuk
Urea
SP-36
|
30
kg
20
kg
|
250
kg
166,67
kg
|
75.000
70.000
|
625.000
583,33
|
3
|
Obat-obatan
Pestisida
|
0,25
L
|
2,08
L
|
30.000
|
250.000
|
Jumlah
|
190.000
|
1. 000.583,33
|
Aq. Sayanom
No
|
Jenis
aprodi
|
Penggunaan
Fisik
|
Besar
Biaya
|
||
Per-lahan
garapan (kg)
|
Per-Ha
(kg)
|
Per-lahan
garapan (Rp)
|
Per-Ha
(Rp)
|
||
1
|
Benih
|
0,5
|
2,5
|
25.000
|
125.000
|
2
|
Pupuk
Urea
SP-36
|
50
50
|
250
250
|
125.000
175.000
|
625.000
875.000
|
3
|
Obat-obatan
Gandasil
|
0,25
|
1,25
|
30.000
|
150.000
|
Jumlah
|
355.000
|
1.775.000
|
Aq. Nurmin
No
|
Jenis
aprodi
|
Penggunaan
Fisik
|
Besar
Biaya
|
||
Per-lahan
garapan (kg)
|
Per-Ha
(kg)
|
Per-lahan
garapan (Rp)
|
Per-Ha
(Rp)
|
||
1
|
Benih
|
0,5
|
2,5
|
25.000
|
125.000
|
2
|
Pupuk
Urea
TSP
|
50
50
|
250
250
|
125.000
175.000
|
625.000
875.000
|
3
|
Obat-obatan
Curacron
|
0,25
|
1,25
|
30.000
|
150.000
|
Jumlah
|
355.000
|
1.575.000
|
3.1.
Tabel Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK)
1.
Aq. Candiadi
NO
|
Jenis kegiatan
|
TKDK
|
Upah
(Rp/orang/hari)
|
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
|
||
t
|
h
|
j
|
||||
1
|
Persiapan
a.
Persemaian
b.
Cabut
Benih
c.
Lain-lain
|
1
1
|
1
1
|
4
8
|
10.000
20.000
|
10.000
20.000
|
2
|
Pengolahan Tanah
a.
Mencangkul
|
3
|
1
|
8
|
30.000
|
90.000
|
3
|
Penanaman
|
3
|
1
|
8
|
20.000
|
60.000
|
4
|
Pemeliharaan
a.
Penyulaman
b.
Penyiangan
(1,2,3)
|
1
4
|
1
1
|
8
8
|
20.000
20.000
|
20.000
80.000
|
5
|
Pemupukan
|
2
|
1
|
8
|
20.000
|
40.000
|
6
|
Pengairan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Panen
|
8
|
1
|
8
|
20.000
|
160.000
|
Jumlah
|
23
|
8
|
60
|
160.000
|
480.000
|
2.
Aq. sayanom
NO
|
Jenis kegiatan
|
TKDK
|
Upah
(Rp/orang/hari)
|
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
|
||
t
|
h
|
j
|
||||
1
|
Persiapan
a.
Persemaian
b.
Cabut
Benih
c.
Lain-lain
|
1
3
|
1
1
|
4
8
|
10.000
20.000
|
10.000
60.000
|
2
|
Pengolahan Tanah
a.
Mencangkul
|
6
|
1
|
8
|
30.000
|
180.000
|
3
|
Penanaman
|
3
|
1
|
8
|
20.000
|
60.000
|
4
|
Pemeliharaan
a.
Penyulaman
b.
Penyiangan
(1,2,3)
|
3
2
|
1
1
|
8
8
|
20.000
20.000
|
60.000
40.000
|
5
|
Pemupukan
|
3
|
1
|
8
|
20.000
|
60.000
|
6
|
Pengairan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Panen
|
10
|
1
|
8
|
20.000
|
200.000
|
Jumlah
|
31
|
8
|
60
|
160.000
|
670.000
|
3.
Aq. Nurmin
No
|
Jenis kegiatan
|
TKDK
|
Upah
(Rp/orang/hari)
|
Biaya TK (Rp)
(t x h x upah)
|
||
t
|
h
|
j
|
||||
1
|
Persiapan
d.
Persemaian
e.
Cabut
Benih
f.
Lain-lain
|
1
4
|
1
1
|
4
8
|
10.000
20.000
|
10.000
80.000
|
2
|
Pengolahan Tanah
b.
Mencangkul
|
5
|
1
|
8
|
30.000
|
150.000
|
3
|
Penanaman
|
3
|
1
|
8
|
20.000
|
60.000
|
4
|
Pemeliharaan
c.
Penyulaman
d.
Penyiangan
(1,2,3)
|
2
4
|
1
1
|
8
8
|
20.000
20.000
|
40.000
80.000
|
5
|
Pemupukan
|
4
|
1
|
8
|
20.000
|
80.000
|
6
|
Pengairan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Panen
|
8
|
1
|
8
|
20.000
|
160.000
|
Jumlah
|
31
|
8
|
60
|
160.000
|
660.000
|
Penyerapan Tenaga Kerja
(HKO) = (t x h x j) , dimana 8 = standar jam kerja
per-hari.
8
Penyerapan
Tenaga Kerja untuk masing-masing petani tersebut adalah sbb:
·
Aq. Candiadi
Penyerapan Tenaga Kerja
= (t x h x j)
8
= (23 + 8 + 60)
8
=
11.38 dibulatkan menjadi 11 Orang.
·
Aq. Sayanom
Penyerapan Tenaga Kerja = (t x h x j)
8
=
(31 + 8 + 60)
8
=12.38 dibulatkan
menjadi 12 Orang.
·
Aq. Nurmin
Penyerapan Tenaga Kerja =
(t x h x j)
8
=
(31 + 8 + 60)
8
= 12.38 dibulatkan
menjadi 12 Orang.
Biaya Tenaga
Kerja per kegiatan = t x h x
(upah/orang/hari) per Petani:
·
Aq. Candiadi
1. Persiapan
a.
Persemaian benih = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b.
Cabut Benih = t x h x (upah/orang/hari)
=
1 x 1 x 20.000
=
20.000
2. Pengolahan
Tanah
a.
Mencangkul = t x h x (upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 30.000
=
90.000
3. Penanaman = t x h x (upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 20.000
=
60.000
4. Pemeliharaan
a.
Penyulaman = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 20.000
= 20.000
b.
Penyiangan (1,2,3) = t x h x (upah/orang/hari)
=
4 x 1 x 20.000
=
80.000
5. Pemupukan = t x h x
(upah/orang/hari)
=
2 x 1 x 20.000
=
40.000
6. Panen = t x h x
(upah/orang/hari)
=
8 x 1 x 20.000
=
160.000
·
Aq. sayanom
1. Persiapan
a.
Persemaian benih = t x h x
(upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b.
Cabut Benih = t x h x
(upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 20.000
=
60.000
2. Pengolahan
Tanah
a.
Mencangkul = t x h x (upah/orang/hari)
=
6 x 1 x 30.000
=
180.000
3. Penanaman = t x h x
(upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 20.000
=
60.000
4. Pemeliharaan
a.
Penyulaman = t x h x (upah/orang/hari)
= 3 x 1 x 20.000
= 60.000
b.
Penyiangan (1,2,3) = t x h x (upah/orang/hari)
= 2 x 1 x 20.000
= 40.000
5. Pemupukan = t x h x
(upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 20.000
=
60.000
6. Panen = t x h x
(upah/orang/hari)
=
10 x 1 x 20.000
=
200.000
·
Aq. Nurmin
1. Persiapan
a.
Persemaian benih = t x h x (upah/orang/hari)
= 1 x 1 x 10.000
= 10.000
b.
Cabut Benih = t x h x (upah/orang/hari)
=
4 x 1 x 20.000
=
80.000
2. Pengolahan
Tanah
a.
Mencangkul = t x h x (upah/orang/hari)
=
5 x 1 x 30.000
=
150.000
3. Penanaman = t x h x
(upah/orang/hari)
=
3 x 1 x 20.000
=
60.000
4. Pemeliharaan
a.
Penyulaman = t x h x (upah/orang/hari)
= 2 x 1 x 20.000
= 40.000
b.
Penyiangan (1,2,3) = t x h x (upah/orang/hari)
= 4 x 1 x 20.000
= 80.000
5. Pemupukan = t x h x
(upah/orang/hari)
=
4 x 1 x 20.000
=
80.000
6. Panen = t x h x
(upah/orang/hari)
=
8 x 1 x 20.000
=
160.000
Total Biaya
Variabel :
·
Biaya Sarana Produksi :
·
Aq. Candiadi = Rp. 190.000
·
Aq. sayanom = Rp. 355.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 355.000
·
Biaya tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK)
:
·
Aq. Candiadi = Rp. 480.000
·
Aq. sayanom = Rp. 670.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 660.000
Jadi, Total
Biaya variable masing-masing petani adalah sbb:
·
Aq. Candiadi = Rp. 190.000 + Rp. 480.000
= Rp. 670.000
·
Aq. sayanom = Rp. 355.000 + Rp. 670.000
= Rp. 1.025.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 355.000 + Rp.
660.000 = Rp. 1.015.000
Sehingga didapat
Total Biaya Produksi, yaitu :
Biaya Total / Total
Cost (TC) = Biaya Tetap + Biaya Variabel
·
Aq. Candiadi = Rp. 86.000 + Rp. 670.000
= Rp. 738.000
·
Aq. Sayanom = Rp. 116.000 + Rp. 1.025.000
= Rp. 1.141.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 112.000 + Rp. 1.015.000
= Rp. 1.127.000
B.
Menghitung
Nilai Produksi Usahatani :
Untuk
mengetahui nilai produksi suatu usahatani, maka kita harus mengetahui luas
lahan serta brapa produksi yang dihasilkan, Setelah itu baru kita kalikan
jumlah produksi dengan harga persatuan hasil produksi. Adapun Nilai produksi
yang dihasilkan oleh Petani di Dasan Batu Menjangkong dapat dilihat pada tabel
berikut:
4.1. Tabel Nilai
Produksi
No
|
LLG
(Ha)
|
Nilai
Produksi
|
||||
rata-rata
produksi (Kg)
|
jumlah
panen dalam 1 musim (kali)
|
harga
(Rp/Kg)
|
Nilai
Produksi
|
|||
1
|
0,12
|
15
|
7
|
15.000
|
1.575.000
|
|
2
|
0,20
|
27
|
7
|
15.000
|
2.835.000
|
|
3
|
0,20
|
25
|
7
|
15.000
|
2.625.000
|
|
Jumlah
|
0,52
|
67
|
21
|
45.000
|
63.315.000
|
|
Rata-rata
|
0,17
|
22,33
|
7
|
15.000
|
2.345.000
|
|
Per Ha
|
1
|
128,85
|
7
|
15.000
|
13.528.846,15
|
Jadi nilai
produksi masing-masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong adalah:
·
Aq. Candiadi = Rp. 1.575.000
·
Aq. Sayanom = Rp. 2.835.000
·
Aq. Nurmin = Rp. 2.625.000
C.
Menghitung
Pendapatan Usahatani :
|
Rumus :
Dimana :
π =
Pendapatan
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Sehingga, didapat pendapatan
masing-masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong dalam satu kali musim
tanam adalah sebagai berikut:
1.
Aq. Candiadi = Rp. 1.575.000 - Rp. 738.000
=
Rp. 837.000
2. Aq.
Sayanom = Rp. 2.835.000 -
Rp. 1.141.000
=
Rp. 1.694.000
3. Aq.
Nurmin = Rp. 2.625.000
- Rp. 1.127.000
=
Rp. 1.498.000
D.
|
Rumus
=
Sehingga sehingga B/C ratio dari
masing – masing petani cabai di Dasan Batu Menjangkong adalah sebagai berikut:
1.
Aq. Candiadi = Rp. 837.000 / Rp. 738.000
=
Rp. 1,13
2. Aq.
Sayanom = Rp. 1.694.000 / Rp. 1.141.000
=
Rp. 1,48
3. Aq.
Nurmin = Rp. 1.498.000 / Rp. 1.127.000
=
Rp. 1,32
Jadi
usahatani cabai yang dilakukan oleh ke-tiga petani di Dusun batu menjangkong,
Desa anyar, Kecamatan Bayan adalah layak untuk diusahakan karena B/C ratio >
0.
E.
|
Rumus
=
Sehingga R/C dari masing – masing
petani cabai di Dasan Batu Menjangkong adalah sebagai berikut:
1.
Aq. Candiadi = Rp. 1.575.000 / Rp. 738.000
=
Rp. 2,13
2. Aq.
Sayanom = Rp. 2.835.000 /
Rp. 1.141.000
=
Rp. 2,48
3. Aq.
Nurmin = Rp. 2.625.000
/ Rp. 1.127.000
=
Rp. 2.32
Jadi usahatani cabai yang dilakukan
oleh ke-tiga petani di Dusun batu menjangkong, Desa anyar, Kecamatan Bayan
adalah layak untuk diusahakan karena R/C > 1.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Di
Dasan Batu Menjangkong, Desa Anyar, Kecamatan Bayan kami mewawancarai petani
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan, adapun jumlah
petani yang kami wawancarai sebagai sampel jumlah 3 orang responden, yang mana
namanya adalah 1). Aq. Candiadi; 2). Aq. Sayanom; 3). Aq. Nurmin, yang memiliki
lahan yang berbeda-beda dengan jumlah keseluruhannya seluas 52 are (0,52 Ha).
Biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh petani tersebut adalah:
1. Biaya
tetap diantaranya:
a. Biaya
penyusutan alat
b. Pajak
tanah
c. Iuran
air
2. Biaya
variable
a. Biaya
sarana produksi
b. Biaya
penggunaan tenaga kerja
Total
biaya produksi yang dikeluarkan masing-masing petani adalah untuk:
·
Aq. Candiadi sejumlah Rp. 738.000
·
Aq. Sayanom sejumlah Rp. 1.141.000
·
Aq. Nurmin sejumlah Rp. 1.127.000
Sedangkan
nilai produksi masing-masing ketiga usahatani tersebut adalah:
·
Aq. Candiadi sebesar Rp. 1.575.000
·
Aq. Sayanom sebesar Rp. 2.835.000
·
Aq. Nurmin sebesar Rp. 2.625.000
Untuk
pendapatan masing-masing ketiga usahatani tersebut adalah sebesar:
1. Aq.
Candiadi = Rp. 837.000
2. Aq.
Sayanom = Rp. 1.694.000
3. Aq.
Nurmin = Rp. 1.498.000
Jadi jika kita melihat dari B/C ratio
dan R/c ratio, maka usahatani cabai yang dilakukan oleh ketiga petani tersebut
layak untuk di usahakan karena B/C ratio > 0 dan R/c ratio > 1