BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini
perkembangan segala jenis bisnis sangat berkembang pesat, oleh sebab itu
masyarakat harus pintar memilih usaha dan mengidentifikasi peluang usaha
yang memungkinkan untuk mendapatkan
benefit yang bisa mencukupi kehidupan.
Usaha buah naga merupakan suatu pilihan yang bisa
dikatakan tepat untuk memperoleh benefit yang dipaparkan diatas. Oleh sebab itu
pada tulisan ini akan di bahas studi kelayakan bisnis buah naga.
Kita pasti sering mendengar yang namanya studi kelayakan bisnis, tapi banyak juga di antara kita
yang tidak mengerti apa pengertian studi kelayakan bisnis tersebut. Pada
tulisan ini akan di bahas apa saja yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis.
1.2
Tujuan
adapun tujuan dibuatnya tulisan ini yaitu :
1.
untuk
mengetahui kelayakan bisnis buah naga.
2.
Sebagai
tugas akhir mata kuliah evaluasi proyek
3.
Sebagai
bahan pertimbangan mahasiswa untuk menyelsaikan mata kuliah evaluasi proyek
BAB II
METODE ANALISIS
2.1
Metode
Analisis
metode yang dilakukan dalam analisis ini yaitu metode
analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah metode
yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena
sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan
kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang
di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda
sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut.
Dengan menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara
kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan
atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode
estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata
yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam
penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah
bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata
dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan
metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi
lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen
dan keuangan
Semua aspek di atas digunakan untuk dasar penelitian studi
kelayakan bisnis dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah
suatu bisnis atau usaha dapat dikerjakan, ditunda bahkan tidak dijalankan sama
sekali.
Aspek-aspek
tersebut adalah :
1.
Aspek hukum menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan
yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
- Izin lokasi
- Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
- NPWP (nomor pokok wajib pajak)
- Surat tanda daftar perusahaan
- Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
- Surat tanda rekanan dari pemda setempat
- SIUP setempat
2.
Aspek sosial ekonomi dan budaya => menyangkut dampak yang diberikan kepada
masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
Dari
sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat,
kebiasaan adat setempat, dll.
Dari
sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
Dari
segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu
lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya,
pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan
wawancara, kuesioner, dokumen, dll..
3.
Aspek pasar dan pemasaran Menyangkut apakah ada peluang
pasar untuk produk
yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
Jumlah
konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk
membeli.
Daya
beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku,
kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
Pemasaran
ini menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut
dalam meraih besarnya market share.
4.
Aspek teknis dan teknologi Menyangkut pemilihan
lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, layout, dan
pemilihan teknologi yang sesuai.
6. Aspek keuangan Ini menyangkut sumber dana yang akan
diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber
dana yang bersangkutan.
3.2 Penyebaran Buah Naga
Tanaman kaktus ini berasal dari
Negara Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Utara dan saat ini sudah menyebar
diseluruh penjuru dunia. Di daerah asalnya buah naga ini dinamai pitahaya atau
pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan buah ini untuk dihidangkan
sebagai buah konsumsi segar dimeja hidangan.
Tetapi dalam perkembangannya buah
naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara
besar-besaran di beberapa Negara Asia terutama Negara Vietnam dan Thailand.
Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman hias, karena bentuk
batangnya segitiga dan berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip
dengan bunga Wijaya kusuma berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan
mekar sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night
blooming cereus.
Nama buah naga atau dragon fruit
mungkin disebabkan buah ini memiliki warna merah menyala dan memiliki kulit
dengan sirip hijau yang mirip dengan sosok naga dalam imajinasi dinegara China.
Dulu masyarakat China kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya
diantara dua ekor patung naga diatas meja altar dan dipercaya akan mendatangkan
berkah.
Seperti didaerah asalnya Mexico dan
Amerika, meskipun awalnya tanaman ini ditujukan untuk tanamanan hias dalam
perkembangannya masyarakat Vietnam mulai mengembangkan sebagai tanaman buah,
karena memang bukan hanya dapat dimakan, rasa buah ini juga enak dan memiliki
kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat. Maka tanaman ini mulai dibudidayakan
dikebun-kebun sebagai tanaman yang diambil buahnya.
Buah naga masuk atau mulai dikenal
di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di
impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim
tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.
Tanaman ini mulai dikembangkan
sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di antaranya Mojokerto,
Pasuruan, Jember dan NTB sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal penanaman
buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena
memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.
3.3 Analisis Kelayakan Usaha Buah Naga
Seorang
petani di Kecamatan narmada Kabupaten Lombok Barat akan membuka usaha tanaman
buah naga seluas 5 hektar lahan. Dana yang akan diinvestasikan seluruhnya
adalah berasal dari pengusaha tanaman buah naga. Rincian kebutuahn dana adalah
sebagai berikut:
A.
Biaya Investasi
1. Pembelian mobil Pick Up 9.000.000
2. Alat parang 10 buah 50.000
3. Alat cangkul 10 buah 100.000
4. Alat pengikat kawat 30.000
5. Biaya pembersihan lahan siap pakai 600.000
6. Biaya pembuatan gubuk 500.000
7. Biaya pembuatan tiang 500.000
1. Pembelian mobil Pick Up 9.000.000
2. Alat parang 10 buah 50.000
3. Alat cangkul 10 buah 100.000
4. Alat pengikat kawat 30.000
5. Biaya pembersihan lahan siap pakai 600.000
6. Biaya pembuatan gubuk 500.000
7. Biaya pembuatan tiang 500.000
B.
Biaya operasional
1. Pengolahan lahan per hektar 60.000
2. Biaya pembuatan irigasi per hektar 100.000
3. Biaya penggalian lahan per hektar 50.000
4. Biaya pemupukan lahan per hektar 200.000
5. Biaya pembibitan per hektar 150.000
6. Biaya panen per ton 50.000
7. Biaya pengangkutan per ton 10.000
8. Gaji 2 karyawan tetap per orang per bulan 150.000
9. Gaji pemilik usaha per bulan 300.000
10. Sewa lahan per hektar per tahun 50.000
11. Biaya lain-lain per bulan 50.000
1. Pengolahan lahan per hektar 60.000
2. Biaya pembuatan irigasi per hektar 100.000
3. Biaya penggalian lahan per hektar 50.000
4. Biaya pemupukan lahan per hektar 200.000
5. Biaya pembibitan per hektar 150.000
6. Biaya panen per ton 50.000
7. Biaya pengangkutan per ton 10.000
8. Gaji 2 karyawan tetap per orang per bulan 150.000
9. Gaji pemilik usaha per bulan 300.000
10. Sewa lahan per hektar per tahun 50.000
11. Biaya lain-lain per bulan 50.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar